Wisuda Perdana Program Attanzil Ma’had Darut Tauhid Buker (MADAR) Berjalan Khidmat dan Meriah

 

Wisuda Perdana Program Attanzil Ma’had Darut Tauhid Buker Berjalan Khidmat dan Meriah


Sampang, 21 September 2024
 — Ma’had Darut Tauhid Buker (MADAR) untuk pertama kalinya menyelenggarakan Wisuda Perdana Program Studi Attanzil, sebuah program pembelajaran dasar Al-Qur’an yang ditujukan bagi para pemula untuk membaca Al-Qur’an sesuai kaidah tajwid yang benar. Kegiatan bersejarah ini menjadi bentuk apresiasi bagi santri yang telah menyelesaikan tahapan pembelajaran dasar.


Wisuda dilaksanakan secara bersamaan untuk santri putra dan putri, dengan panggung yang terpisah. Meskipun demikian, alur acara pada panggung putri tetap mengikuti panduan dari panggung utama di bagian putra sehingga kegiatan berjalan seragam, teratur, dan tertib.

Acara berlangsung lancar dan penuh kekhidmatan, serta dihadiri oleh perwakilan orang tua santri dan sejumlah tamu undangan. Kehadiran mereka menambah rasa syukur dan kebahagiaan para wisudawan yang telah menuntaskan tahap awal perjalanan mereka dalam memahami Al-Qur’an.

Rangkaian kegiatan dilaksanakan selama dua hari:

  • Hari pertama diisi dengan prosesi Wisuda Attanzil.

  • Hari kedua dilanjutkan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dengan tema:
    “Buker Bersholawat Bersama Guru Mulia Abuya Ali Karror Sonhaji.”

Rangkaian kegiatan ini juga mendapatkan dukungan penuh dari Himpunan Alumni dan Santri Buker (HASBU) yang turut memeriahkan acara.


Dengan terselenggaranya wisuda perdana ini, pihak pesantren berharap para santri semakin termotivasi dalam memperdalam ilmu Al-Qur’an, serta mampu menjadi bagian dari syiar kebaikan bagi masyarakat luas.

Semoga kegiatan ini menjadi pendorong semangat belajar, memperkuat kecintaan terhadap Al-Qur’an, dan membawa keberkahan bagi seluruh civitas Ma’had Darut Tauhid Buker. (US)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jalan Dakwah K.H. Qosim Asy’ari yang unik dan inspiratif ala Wali Songo

Lora Ismail Qosim, Putra Pengasuh KH. Qosim Asy’ari, Kembali ke Madar Setelah Dua Tahun Menuntut Ilmu di Kota Tarim